Pages

Senin, 29 Juli 2013

Menyamakan Persepsi



“Text me when you are home”
“Takes me home when you are ready”

Aku tersenyum simpul mengingat betapa berbeda kedua kalimat itu. Mengerutkan dahi, bagaimana bisa kita hampir terjebak miss komunikasi. Menjadikan keduanya satu arti.
"Text me when you are home." kataku
"Tadi kamu bilang apa? Takes me home when you are ready? Maaf aku ngantuk banget tadi." katamu

Aku menyuruhmu mengirim pesan sesampainya kamu di rumah. Bukan apa-apa, hanya untuk memastikan kamu mendarat di rumah dengan selamat. Sesederhana itu.
Kamu berpikir aku memintamu membawaku “pulang” suatu saat nanti, saat hatimu sudah ready. Untuk apa aku dibawa pulang? Mungkin dikenalkan pada keluargamu. Serumit itu.

Untuk perbincangan yang kita lakoni satu dua kali. Untuk jasa antar-jemput yang kamu beri sesekali. Untuk pesan-pesan singkat yang akhir-akhir ini tak pernah absen setiap hari.
Adakalanya kita perlu menyamakan persepsi. Agar aku tidak melambungkan harapanku terlampau tinggi. Apakah aku benar-benar perempuan yang sedang engkau dekati? Atau mungkin hanya teman berbincang untuk mengisi kotak inboxmu pagi dan malam hari.

Kita perlu menyamakan persepsi. Dan untuk itu aku tidak ingin berjuang sendiri.