Pages

Jumat, 26 Agustus 2011

cerita

24 Agustus lalu adalah hari ulang tahun saya ke-17. Seisi rumah sibuk, bukan untuk perayaan ulang tahun sih, tapi hari itu adalah batas pengumpulan lomba menulis cerpen SOLOPOS. Karena karyanya sendiri dibikin sangat insidental, alhasil pengumpulannya juga sedikit kesusu.
Nah, demam lomba cerpen tidak hanya menjangkiti saya, tapi juga Mama saya. You should know that she is crazy about reading. Mama ikut buka-buka kumpulan cerpen Lomba Menulis Cerpen Remaja 2010 yang saya fotokopi dari salah satu teman.

Mama : Ini yang Dalam Penjara Kata ceritanya lebih bagus, tapi kok juara dua ya?
Saya   : Soalnya ceritanya gampang ditebak, Ma. Kalau kata Bu Mamiek, guruku, cerpen buat lomba itu harus nggak ketebak endingnya.
Mama : Oooh
Saya   : Paling apik yang mana, Ma?
Mama : Iki bacanya belum selesai.
Saya   : Baca yang Cerita untuk Ayah. Menurutku itu paling bagus.
Mama : Lha kenapa ?
Saya   : Soalnya ceritanya itu punya jiwa, jadi pembaca bisa hanyut dan benar-benar terbawa. Seolah-olah beneran ngrasain.

"Cerita yang baik tidak hanya memikat pembaca dengan keelokan kata dan keindahan cerita. Cerita yang baik adalah cerita yang memiliki jiwa, sehingga tiap hurufnya mampu merasuk ke dalam sukma pembacanya."

I grab the picture from asepd.wordpress.com

Love,
Dhani Puspita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar