Pages

Selasa, 24 April 2012

Madre (dalam sebuah Resensi) II

Menunggu Layang – Layang
                Christian dan Starla, sepasang sahabat yang dipersatukan oleh jurang perbedaan. Che, lelaki sangat biasa – biasa saja, cenderung kolot dan mencintai ritme hidup yang teratur beradu dengan Starla, gadis modern yang amat dinamis, bahkan terkesan semrawut.
Che hampir tak pernah terlibat percintaan dengan perempuan, terlalu khawatir kehadiran kaum hawa akan mengusik ritme hidupnya. Di lain pihak, Starla percaya bahwa mencoba – coba adalah bagian dari pencarian cinta hingga pada suatu waktu Ia dipertemukan dengan Rako, sahabat lama Che.
Che sudah hafal di luar kepala Rutinitas pencarian cinta Starla. Ia berani memastikan bahwa Rako adalah korban pencarian cinta Starla yang selanjutnya. Ultimatum Che pada Starla untuk tak mengumbar harapan kosong pada Rako dianggap Starla sebagai angin lalu. Che gusar. Bagaimana bisa Ia membiarkan Rako terperangkap dalam modus operandi yang dilancarkan Starla?
Dugaan Che tepat. Rako dan Starla bubar begitu saja seperti yang sudah – sudah. Kelakuan Starla sudah di ambang kewajaran. Che memilih untuk pergi dari Starla, satu – satunya teman yang Ia miliki, satu – satunya sosok yang meluweskan ke-rigid­-an hidupnya.
Pada akhirnya waktu jualah yang memaksa Che untuk kembali Starla. Waktu pula yang menyadarkan keduanya bahwa sejujurnya mereka adalah dua hati yang sama – sama kesepian, namun mencoba menghalaunya dengan cara yang berbeda. Starla terus mengisi hatinya dengan cinta – cinta semu. Sementara Che memilih menjadi penunggu yang setia, menikmati kesepian sebagai bagian dari apa yang harus Ia jalani.
Bila hati mereka adalah dua kotak kosong yang sama – sama menanti untuk diisi, apa salahnya mencoba mengisi satu sama lain?
Tak jauh berbeda dengan Guruji, Menunggu Layang – Layang memperkenalkan dua tokoh utama dengan lugas tanpa bertele – tele. Berlatar kehidupan metropolitan, Dee memvisualisasikan tokoh Starla dan Che dengan apik. Starla, wanita modern dengan sejuta pesona hadir mendampingi Che, lelaki kesepian yang keberadaannya dalam masyarakat selama ini seringkali kita abaikan.
Kecermatan Dee dalam menjelaskan detail ceritanya terlihat jelas di Menunggu Layang – Layang. Kejadian demi kejadian Ia kupas tajam, hingga alam bawah sadar pembaca sepenuhnya hanyut dalam pusaran yang Ia ciptakan.

Perempuan dan Rahasia
Meski menyuguhkan kisah yang berbeda – beda, ketiga karya Dee yang saya jumput dari Madre menampilkan tema yang kurang lebih sama, yaitu cinta. Lebih detailnya, ketiga cerita pendek di atas menggarisbawahi kompleksitas berpikir kaum hawa. Kisah kehamilan seorang wanita, kepergian seorang laki – laki meninggalkan perempuan yang sangat mencintainya serta persahabatan yang bermetamorfosa sebagai cinta adalah tema standar yang sering kita temui, baik dalam cerita fiksi maupun kehidupan nyata. Namun, lagi – lagi dengan kelihaiannya, Dee berhasil menyajikan sebuah realita di balik ketiga tema standar itu, yaitu jalan pikiran perempuan – perempuan dalam menghadapi situasi dan kondisi yang sedang dialaminya yang tidak se-standar kejadian yang dialaminya.
Mungkin pernah terlintas dalam pikiran kita bahwa dalam hari – hari terakhir kehamilannya, seorang Ibu amat gelisah. Kekalutan tersebut sampai – sampai menyulut imajinasinya berbincang dengan sang janin. Dalam background kegelisahan perempuan yang tengah mengandung inilah Dee mencoba menyisipkan nilai – nilai yang ingin Ia bagi dalam kemasan perbincangan Sang Ibu dan janin.
Guruji bukanlah kisah cinta tak sampai yang pertama kali dirangkum dalam sebuah cerpen. Dengan tema standar inilah Dee mencoba memainkan emosi pembacanya lewat konflik – konflik yang dialami tokoh Ari. Dee menarasikan pencarian perempuan akan lelaki yang dicintainya, termasuk detail perasaan seorang perempuan yang ditinggalkan oleh sang kekasih. Tak berhenti sampai di situ, Dee juga mengupas tuntas jalan pikiran tokoh Ari, yang sekilas tak berlogika. Nampaknya Dee berusaha memberikan pembelaan terhadap jalan berpikir Ari melalui rahasia – rahasia dalam hati tokoh Ari yang kemudian membawa kita pada penerimaan atas jalan yang ditempuhnya.
Menunggu Layang – Layang, cara yang ditempuh Dee untuk menguak rahasia hati Starla, perempuan metropolitan yang secara fisik nampak hampir sempurna namun seringkali mendapatkan penilaian negatif dari sekitarnya karena hobi gonta – ganti pacar. Dee mencoba menjelaskan isi hati sosok playgirl  macam Starla. Menunggu Layang – Layang menjelaskan bahwa bukan kemauan Starla untuk mencari – cari cinta Sikap gonta – ganti pacar yang ditunjukkannya hanyalah bagian dari cara Starla mengusir kesepian yang mencabik – cabik hatinya. Penceritaan yang mellow namun tidak dibuat – buat,.
Dewi Lestari, yang lebih dikenal dengan nama Ketiga kisah Dee di atas merupakan hasil eksplorasinya tentang perasaan perempuan, tambang kisah yang tak akan habis digali. Dee mencoba menerangkan bahwa dalam cara bertindaknya yang terkadang sulit diterima logika, terdapat rahasia – rahasia perempuan yang kadang luput dari perhatian. Bukankah semua hati punya rahasia?


Burung tak sempat bertanya
Apakah dirinya merdu
Apa itu yang bernyanyi menembus awan
Dan mengantar hujan
Ia hanya terbang, merajut cinta dengan daun dan musim
Hingga semua telinga terjaga oleh kebenaran suaranya

Kupu – kupu tak sempat bertanya
Apakah dirinya indah
Apa itu yang membentang megah
Menggoda hutan untuk menawan cahaya bintang
Ia hanya hinggap, maerajut cinta dengan embun dan bunga
Hingga semua mata terpesona akan kecantikan sayapnya

Bunga tak sanggup bertanya
Apakah dirinya wangi
Apa itu yang meruap, memenuhi udara dan
Melahirkan kehidupan
Ia hanya tumbuh, merajut cinta dengan liur dan madu
Hingga alam raya terselimuti harum dan warna
Yang tak pernah diduganya
Seorang laki – laki tak kuasa bertanya
Mengapa perempuan ada
Siapa itu yang berdiam dalam keanggunan
Tanpa perlu mengucap apa – apa
Ialah puisi yang merajut cinta dengan bumi dan rahasia
Hingga semua jiwa bergetar saat pulang ke pelukannya
Perempuan dan Rahasia
Dewi Lestari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar