Menunggu
Layang – Layang
Christian dan Starla, sepasang sahabat yang dipersatukan
oleh jurang perbedaan. Che, lelaki sangat biasa – biasa saja, cenderung kolot dan mencintai ritme hidup yang
teratur beradu dengan Starla, gadis modern yang amat dinamis, bahkan terkesan semrawut.
Che hampir tak pernah terlibat
percintaan dengan perempuan, terlalu khawatir kehadiran kaum hawa akan mengusik
ritme hidupnya. Di lain pihak, Starla percaya bahwa mencoba – coba adalah
bagian dari pencarian cinta hingga pada suatu waktu Ia dipertemukan dengan
Rako, sahabat lama Che.
Che sudah hafal di luar kepala
Rutinitas pencarian cinta Starla. Ia berani memastikan bahwa Rako adalah korban
pencarian cinta Starla yang selanjutnya. Ultimatum Che pada Starla untuk tak
mengumbar harapan kosong pada Rako dianggap Starla sebagai angin lalu. Che
gusar. Bagaimana bisa Ia membiarkan Rako terperangkap dalam modus operandi yang dilancarkan Starla?
Dugaan Che tepat. Rako dan Starla
bubar begitu saja seperti yang sudah
– sudah. Kelakuan Starla sudah di ambang kewajaran. Che memilih untuk pergi
dari Starla, satu – satunya teman yang Ia miliki, satu – satunya sosok yang
meluweskan ke-rigid-an hidupnya.
Pada akhirnya waktu jualah yang
memaksa Che untuk kembali Starla. Waktu pula yang menyadarkan keduanya bahwa
sejujurnya mereka adalah dua hati yang sama – sama kesepian, namun mencoba
menghalaunya dengan cara yang berbeda. Starla terus mengisi hatinya dengan
cinta – cinta semu. Sementara Che memilih menjadi penunggu yang setia,
menikmati kesepian sebagai bagian dari apa yang harus Ia jalani.
Bila hati mereka adalah dua kotak
kosong yang sama – sama menanti untuk diisi, apa salahnya mencoba mengisi satu
sama lain?
Tak jauh berbeda dengan Guruji, Menunggu Layang – Layang memperkenalkan dua tokoh utama dengan
lugas tanpa bertele – tele. Berlatar
kehidupan metropolitan, Dee
memvisualisasikan tokoh Starla dan Che dengan apik. Starla, wanita modern
dengan sejuta pesona hadir mendampingi Che, lelaki kesepian yang keberadaannya dalam
masyarakat selama ini seringkali kita abaikan.
Kecermatan Dee dalam menjelaskan detail ceritanya terlihat jelas di Menunggu Layang – Layang. Kejadian demi
kejadian Ia kupas tajam, hingga alam bawah sadar pembaca sepenuhnya hanyut
dalam pusaran yang Ia ciptakan.
Perempuan dan
Rahasia
Meski menyuguhkan kisah yang
berbeda – beda, ketiga karya Dee yang
saya jumput dari Madre menampilkan
tema yang kurang lebih sama, yaitu cinta. Lebih detailnya, ketiga cerita pendek
di atas menggarisbawahi kompleksitas berpikir kaum hawa. Kisah kehamilan
seorang wanita, kepergian seorang laki – laki meninggalkan perempuan yang
sangat mencintainya serta persahabatan yang bermetamorfosa sebagai cinta adalah
tema standar yang sering kita temui, baik dalam cerita fiksi maupun kehidupan
nyata. Namun, lagi – lagi dengan kelihaiannya, Dee berhasil menyajikan sebuah realita di balik ketiga tema standar
itu, yaitu jalan pikiran perempuan – perempuan dalam menghadapi situasi dan
kondisi yang sedang dialaminya yang tidak se-standar kejadian yang dialaminya.
Mungkin pernah terlintas dalam
pikiran kita bahwa dalam hari – hari terakhir kehamilannya, seorang Ibu amat
gelisah. Kekalutan tersebut sampai – sampai
menyulut imajinasinya berbincang dengan sang janin. Dalam background kegelisahan perempuan yang tengah mengandung inilah Dee mencoba menyisipkan nilai – nilai
yang ingin Ia bagi dalam kemasan perbincangan Sang Ibu dan janin.
Guruji bukanlah kisah cinta tak sampai yang pertama kali
dirangkum dalam sebuah cerpen. Dengan tema standar inilah Dee mencoba memainkan emosi pembacanya lewat konflik – konflik yang
dialami tokoh Ari. Dee menarasikan
pencarian perempuan akan lelaki yang dicintainya, termasuk detail perasaan
seorang perempuan yang ditinggalkan oleh sang kekasih. Tak berhenti sampai di
situ, Dee juga mengupas tuntas jalan
pikiran tokoh Ari, yang sekilas tak berlogika. Nampaknya Dee berusaha memberikan pembelaan terhadap jalan berpikir Ari
melalui rahasia – rahasia dalam hati tokoh Ari yang kemudian membawa kita pada
penerimaan atas jalan yang ditempuhnya.
Menunggu
Layang – Layang, cara yang ditempuh Dee untuk menguak rahasia hati Starla,
perempuan metropolitan yang secara fisik nampak hampir sempurna namun
seringkali mendapatkan penilaian negatif dari sekitarnya karena hobi gonta – ganti pacar. Dee mencoba menjelaskan isi hati sosok playgirl
macam Starla. Menunggu Layang –
Layang menjelaskan bahwa bukan kemauan Starla untuk mencari – cari cinta
Sikap gonta – ganti pacar yang
ditunjukkannya hanyalah bagian dari cara Starla mengusir kesepian yang mencabik
– cabik hatinya. Penceritaan yang mellow
namun tidak dibuat – buat,.
Dewi Lestari, yang lebih dikenal
dengan nama Ketiga kisah Dee di atas
merupakan hasil eksplorasinya tentang perasaan perempuan, tambang kisah yang
tak akan habis digali. Dee mencoba
menerangkan bahwa dalam cara bertindaknya yang terkadang sulit diterima logika,
terdapat rahasia – rahasia perempuan yang kadang luput dari perhatian. Bukankah
semua hati punya rahasia?
Burung tak sempat bertanya
Apakah dirinya merdu
Apa itu yang bernyanyi menembus awan
Dan mengantar hujan
Ia hanya terbang, merajut cinta dengan daun dan musim
Hingga semua telinga terjaga oleh kebenaran suaranya
Kupu – kupu tak sempat bertanya
Apakah dirinya indah
Apa itu yang membentang megah
Menggoda hutan untuk menawan cahaya bintang
Ia hanya hinggap, maerajut cinta dengan embun dan bunga
Hingga semua mata terpesona akan kecantikan sayapnya
Bunga tak sanggup bertanya
Apakah dirinya wangi
Apa itu yang meruap, memenuhi udara dan
Melahirkan kehidupan
Ia hanya tumbuh, merajut cinta dengan liur dan madu
Hingga alam raya terselimuti harum dan warna
Yang tak pernah diduganya
Seorang laki – laki tak kuasa bertanya
Mengapa perempuan ada
Siapa itu yang berdiam dalam keanggunan
Tanpa perlu mengucap apa – apa
Ialah puisi yang merajut cinta dengan bumi dan rahasia
Hingga semua jiwa bergetar saat pulang ke pelukannya
Perempuan dan Rahasia
Dewi Lestari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar