Mungkin
saya terlalu banyak melalap buku biologi hingga pada akhirnya memutuskan untuk
mengganti nama LovingShare menjadi metamorfosa.
Mungkin
saya ter-influence nama salah satu online craft-shop milik kakak
angkatan yang di ingatan saya bernama Imago, meski ternyata bernama Indigo.
Sejatinya,
begitu banyak kepingan masa – masa lampau berdatangan mengisi tiap lekukan otak
saya, khususnya tiga tahun lalu di saat saya masih berwujud wong ndeso pula.
Dan kepingan memori kemarin sore yang menyadarkan saya bahwa tiga tahun
terakhir, kota Yogyakarta, rumah kontrakan di Jalan Kaliurang dan Padmanaba
telah menciptakan komposisi ramuan yang tepat untuk merombak anak ndeso
yang ber-mindset ndeso itu menjadi wong ndeso yang tidak ndesani.
Sebuah proses yang mungkin belum layak disebut metamorfosa, mungkin hanya
transformasi telur menjadi larva. Semoga saya terus berproses untuk mencapai
level Imago.
Setiap waktu engkau tersenyum Sudut matamu memancarkan rasa Keresahan yang terbenam Kerinduan yang tertahan Duka dalam yang tersembunyi Jauh di lubuk hati Kata katamu riuh mengalir bagai gerimis
Seperti angin tak pernah diam Selalu beranjak setiap saat Menebarkan jala asmara Menaburkan aroma luka Benih kebencian kau tanam Bakar ladang gersang Entah sampai kapan berhenti menipu diri
Kupu kupu kertas Yang terbang kian kemari Aneka rupa dan warna Dibias lampu temaram
Membasuh debu yang lekat dalam jiwa Mencuci bersih dari segala kekotoran Aku menunggu hujan turunlah Aku mengharapkan badai datanglah Gemuruhnya akan Melumatkan semua kupu kupu kertas
Kupu kupu kertas Yang terbang kian kemari Aneka rupa dan warna Dibias lampu temaram
Kupu kupu kertas Yang terbang kian kemari Aneka rupa dan warna Dibias lampu temaram
Kupu kupu kertas Yang terbang kian kemari Aneka rupa dan warna Dibias lampu temaram
Setiap waktu engkau tersenyum
BalasHapusSudut matamu memancarkan rasa
Keresahan yang terbenam
Kerinduan yang tertahan
Duka dalam yang tersembunyi
Jauh di lubuk hati
Kata katamu riuh mengalir bagai gerimis
Seperti angin tak pernah diam
Selalu beranjak setiap saat
Menebarkan jala asmara
Menaburkan aroma luka
Benih kebencian kau tanam
Bakar ladang gersang
Entah sampai kapan berhenti menipu diri
Kupu kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Dibias lampu temaram
Membasuh debu yang lekat dalam jiwa
Mencuci bersih dari segala kekotoran
Aku menunggu hujan turunlah
Aku mengharapkan badai datanglah
Gemuruhnya akan
Melumatkan semua kupu kupu kertas
Kupu kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Dibias lampu temaram
Kupu kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Dibias lampu temaram
Kupu kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Dibias lampu temaram
aku adalah seorang teman lama